Sedikit tentang Perkutut  

 Perkutut, Geopelia striata Satwa Termahal


    Masyarakat Jawa di Indonesia telah memelihara perkutut selama berabad-abad. Penggemar burung ini terus bertambah setiap tahunnya, mulai dari rakyat jelata sampai kaum ningrat. Tradisi kumpul-kumpul mendengar kutut manggung sambil menikmati hidangan ala kadarnya, tampaknya masih berkembang hingga sekarang. Kebiasaan semacam itu juga yang digemari oleh raja-raja dan bangsawan tempo dulu. Namun dilihat dari potensinya, bukan mustahil kelak kekututan diterima khalayak sebagai budaya internasional.

    Selain dianggap mempunyai nilai-nilai budaya adiluhung, burung magis ini juga dipercaya memiliki level yang lebih tinggi dibanding burung lainnya. Salah satunya karena kotoran dan bangkai perkutut samasekali tidak berbau. Bangkai tersebut langsung mengering dan hancur sendiri setelah berbulan-bulan.


Pengenalan

 
Perkutut dan Kerabatnya

    Inilah klasifikasi perkutut dalam kamus besar biologi internasional :

Keluarga Perkutut
Dunia Animal
Filum Chordata
     Subfilum Vertebrata
Klas Aves
     Subklas Nearnithes
Ordo Colombiformes 
Famili Columbidae
     Subfamili Columbidae
Genus Columbinae
Genus Geopelia
Spesies Geopelia striata
Nama Inggris Turtledove
Peacefuldove
Barred grounddove

        Di seluruh dunia, tercatat 41 marga suku merpati-merpatian. Penyebarannya sentris, yakni hanya di Australia dan Asia Tenggara. Columbidae adalah suku yang tidak berpoligami/poliandri dalam berpasangan. Dalam satu musim pembiakan, mereka cuma bertelur 2 butir. Ciri umumnya, burung betina jarang berbunyi dan tidak semerdu yang jantan. Suku ini mempunyai keistimewaan, di antaranya mampu menghisap air sehingga tidak perlu mengangkat kepalanya saat minum.

        Marga perkutut-perkututan (Geopelia sp.) sendiri terdiri atas tiga jenis. Satu, Geopelia cuneata (perkutut Australia). Secara garis besar bulunya coklat keabuan, terdapat totol-totol putih pada sayap, dan kulit sekitar matanya berwarna merah. Panjangnya sekitar 7,6 inchi. Perkutut tutul ini berdomisili di Australia Tengah dan Utara. Dua, Geopelia humeralis (perkutut besar). Punggungnya bergaris-garis kelam, dada dan leher berwarna biru keabuan, pundak dan kuduk merah tembaga, bagian bawah warnanya merah jambu, serta sayapnya bergaris coklat tua. Perkutut dengan panjang 11 inchi ini berdomisili di Australia Utara dan Timur Laut (untuk subspesies G.h. humeralis), serta di Indonesia (untuk subspesies G.h. gregalis).

        Tiga, Geopelia striata. Kepala dan leher biru keabuan, sekitar mata berwarna kehijauan, sayap coklat tua, dan panjangnya kurang-lebih 9 inchi. Inilah sebenarnya spesies perkutut yang biasa dilombakan. Perkutut belang ini masih banyak jenisnya, yaitu : G.s. clelaudi di Australia Barat; G.s. tranquila di Australia Tengah; G.s. placida di Australia Utara dan Indonesia (Irian); G.s. papua di Indonesia (Irian bagian selatan); G.s. audacis di Kepulauan Kei dan Tanimbar; G.s. maungeus di Indonesia (Sumba dan Sumbawa) serta Timor, G.s. striata di Birma Selatan sampai Filipina, dan Indonesia (Sumatra, Kalimantan, Jawa, Bali, serta lombok.)

     
Kembali ke Atas